Bentuk atap rumah di setiap negara umumnya berbeda-beda. Hal ini ada kaitannya dengan iklim di sebuah negara. Begitu juga dengan di Indonesia, bentuk atap rumah harus sesuai dengan kondisi iklim tropis di mana musim panasnya sangat panas dan di musim hujan turunnya sangat lebat. Atap iklim tropis ini berbeda dengan atap musim subtropis ataupun musim sedang.
Bentuk Atap Terbaik yang Dapat Anda Pilih
Jenis atap rumah ada berbagai bentuk. Tetapi tidak semua bentuk atap rumah cocok digunakan di Indonesia. Berikut beberapa bentuk atap rumah yang cocok untuk menghadapi panas dan hujan di Indonesia:
1. Atap Pelana (Gable Roof)
Atap pelana adalah yang paling sering digunakan di banyak rumah-rumah, dengan bentuk segitiga. Jenis atap semacam ini cukup simpel dibangun karena bentuknya tidak rumit. Atap pelana yang basic bisa menggunakan berbagai tipe material atap. Mulai dari tanah liat, beton, dan lain sebagainya.
Karena fleksibel, biaya pembuatan atap pelana termasuk terjangkau. Kelebihan atap pelana adalah mampu meredam panas karena di bagian loteng tersisa banyak ruang. Saat turun hujan, bisa dialirkan dengan baik di kedua sisinya.
2. Atap Perisai (Hip Roof)
Sekilas bentuk atap perisai mirip dengan atap pelana, tapi sebenarnya berbeda. Kalau atap pelana hanya memiliki dua sisi yang mengerucut ke atas. Sedangkan atap perisai memiliki empat sisi yang mengerucut di bagian atas.
Jenis atap ini cocok untuk area yang bersalju dan sering diguyur hujan lebat. Atap perisai lebih tahan terhadap angin dibandingkan atap pelana. Tetapi atap perisai lebih sulit dibuat dan otomatis membutuhkan biaya lebih besar.
3. Atap Limas (Pyramid Roof)
Atap limas bentuknya menyerupai piramida. Biasanya jenis atap ini digunakan untuk rumah yang ukurannya lebih kecil. Paling cocok digunakan untuk bungalow. Bisa juga untuk garasi, gudang, atau bangunan terpisah lainnya. Dibandingkan atap perisai, atap limas lebih tahan angin.
4. Atap Miring (Shed Roof)
Atap miring adalah bentuk atap rumah hemat biaya, sebab hanya terdiri dari satu sisi yang bentuknya miring. Atap ini bisa mengalirkan air hujan ke salah satu sisi. Tampilan atap miring modern dan sangat mudah dibuat, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk membuatnya pun mudah. Hanya saja ruangan loteng yang tersisa sangat kecil.
5. Atap Lengkung (Arch Roof)
Meski memiliki bentuk yang unik dan menarik, atap lengkung masih jarang diterapkan di rumah-rumah Indonesia. Atap jenis ini biasanya diaplikasikan untuk bangunan berukuran besar seperti pabrik, pasar, gudang bahkan stadium. Padahal penggunaan atap jenis ini dapat menghemat biaya struktur rangka. Jadi tidak ada salahnya apabila atap jenis ini diterapkan pada hunian Anda.
Hindari Bentuk Atap di Bawah Ini
Selain beberapa bentuk atap di atas, Anda mungkin punya ide lain. Tapi pastikan Anda menghindari bentuk atap berikut ini:
1. Atap Kupu-kupu (Butterfly Roof)
Bentuk atap kupu-kupu menyerupai huruf V. Jenis atap ini sangat jarang digunakan, dan mungkin tidak digunakan sama sekali di Indonesia, karena tidak cocok dengan iklimnya. Kedua sisinya menurun ke tengah, jadi sangat tidak baik untuk aliran hujan. Pembuatan atap ini rumit dan butuh biaya besar juga.
2. Atap Datar (Flat Roof)
Meski namanya datar, tapi sebenarnya atap ini tidak sepenuhnya datar. Air hujan tetap bisa dialirkan ke bawah, hanya saja tidak terlalu miring. Jadi di area yang curah hujannya tinggi jelas tidak disarankan untuk iklim tropis. Karena sangat rentan bocor.
Mau tahu apa saja penyebab atap bocor? Baca artikel ini: Waspada Musim Hujan! Ketahui 5 Penyebab Atap Rumah Bocor
3. Atap Mansard (Mansard Roof)
Ini adalah gaya atap Prancis yang didesain oleh arsitek Francois Mansart. Ini adalah atap untuk empat sisi miring dobel. Atap mansard cocok untuk memiliki ruangan yang lebih tinggi di atap. Jadi kedepannya bisa lebih mudah kalau mau membangun. Bentuk atap rumah ini cocok untuk perumahan di Eropa, tapi tidak di iklim tropis.
Material Atap Juga Tidak Kalah Penting
Selain menentukan bentuk atap anti panas dan anti bocor, memilih material atap juga sangat penting. Ada banyak pilihan material atap yang sering digunakan. Mulai dari genteng tanah liat, baja ringan, beton hingga polycarbonate. Satu lagi material atap yang punya banyak kelebihan sekaligus cocok untuk iklim di Indonesia, yakni uPVC Alderon.
Atap uPVC Alderon mampu meredam panas dan suara dengan sangat baik. Sehingga ketika musim panas, rumah tidak terasa panas karena mampu melindungi dari sinar UV. Ketika musim hujan tidak berisik. Alderon adalah atap anti panas sekalipun tanpa insulasi. Tentu juga sangat kuat, kokoh dan tahan lama serta anti bocor berkat sekrup Alderon Weather Seal.
Bentuk Atap Paling Cocok dengan Atap Alderon
Model atap rumah miring adalah yang paling cocok menggunakan atap alderon. Sebab bisa Anda desain dengan berbagai bentuk yang kekinian. Bentuk atap miring juga mampu mengalirkan air hujan dengan sangat baik. Dengan menggunakan atap Alderon, panas akan teredam dengan baik walaupun ruangan loteng tidak besar.
Demikian penjelasan mengenai bentuk atap rumah. Semoga dapat membantu Anda menjadi lebih yakin untuk mengaplikasikan uPVC Alderon sebagai material atap rumah. Informasi lebih lengkap terkait produk Alderon dapat Anda temukan di halaman produk Atap uPVC Alderon. Untuk mengajukan pertanyaan, silakan mengisi formulir online atau menghubungi kami di 021 2188 2099/2001.